'Sayang banyak botak-botak di sini, terus bapakknya Icca jadi tukang jahit dadakan', laporku pada Paksu melalui pesan wa ketika sudah di bandara.
~~~
|
Menuju departure gate~
|
Tanggal 10 Februari kemarin, aku ke bandara mengantar Icca keponakan suami yang Alhamdulilah lulus penerimaan polisi. Anak ini tinggal bersama kami hampir 3 tahun hingga akhirnya harus kami lepaskan. Selama ini dia ikut Paksu mengelola usaha kopi. Cita-citanya menjadi tentara atau polisi. Dua kali ikut tes tentara dan sekali polisi akhirnya lulus. Anaknya cerdas, rajin dan cekatan. Ia pasti akan berhasil diluar sana.
|
Geng biksu dari Sinjai |
|
|
Kami berangkat satu rombongan menggunakan sebuah mobil. Ke tempat dimana perpisahan dan pertemuan selalu terjadi. Aku ikut sebagai pemandu jalan sekaligus mewakili Paksu karena doi ada agenda di Malino selama dua hari. Setiap kali aku ke bandara, rasa-rasanya selalu berubah deh. Tapi berubahnya semakin baik. Terakhir aku kesana tahun lalu sih, pulang dari Padang. Waktu itu mobil jemputan kami parkirnya tidak sampai gedung tapi sekarang kita parkirnya di gedung parkir. Yang mana jaraknya ke gerbang keberangkatan makin jauh deng.
Setiba di bandara ternyata ada banyak sekali orang, dan dengan gampangnya kita bisa melihat anak-anak muda berbatik lengan panjang yang tampak menonjol dengan kepala botaknya seperti biksu. Kalau kuingat-ingat kembali rasanya begitu lucu. Karena kepala-kepala botak itu ada yang tampak besar, kecil, peang, putih, hitam, dan sebagainya. Biasanya aku lihat tampang, tapi sumpah perhatianku malah tertuju kepada kepala mereka. Maafkan aku yang seolah mengejek, wahai calon pengayom masyarakat. Wkwkwk.
|
Tukang jahit dadakan~
|
Sambil menunggu seluruh pasukan anggota baru dan panggilan check in, kami baru memperhatikan kalau ternyata tali tas yang digunakan oleh icca ini putus sebelah dan hanya diikat-ikat. Duhh anak ini, padahal kalau cuma tas kita juga ada yang bisa diberikan atau dipinjamkan. Beraksilah bapaknya Icca menjadi tukang jahit dadakan menggunakan bahan yang bisa digunakan. Kabel bekas pembangunan dijadikan benang, kuncipun dijadikan alat untuk melubangi tas. Yah kurang lebih seperti itu, kejadiannya sangat menegangkan sampai-sampai ada bapak dari rombongan pengantar Takalar menonton semuanya dengan asik. Dikira sinetron India apa~ hhahaa.
Padahal yang heboh cuma kami saja. Si pemilik tas dengan santainya bilang, sudah biarkan seperti itu saja, paling nanti dibagikan tas juga, ini gak akan dipakai lama.
Akhir moment, Icca dan kawan-kawan botaknya dipanggil masuk dan terlihat ibu serta tantenya menitikkan air mata. Pengen sedih juga tapi aku tidak sesedih itu. Malah senang karena akhirnya anak ini berhasil gituloh masuk polisi. Kakaknya tentara, dia polisi, masih ada dua adik laki-lakinya yang bersekolah. Siapatau mereka jadi dokter ya kan...
|
Sampai jumpa, semoga selamat sampai tujuan.
|
0 komentar:
Posting Komentar