Kamis, 27 Agustus 2020

Cara Menjadi Pemula Hobi Bunga dan Biayanya

Aku semenjak kerja itu rasanya malas jalan blog. Kalau ada hari libur paling suka tiggal di rumah aja. Main hape, nonton yang mewek-mewek, masak-masak, pokoknya me time gitu.

Minggu lalu ada banyak libur, kerjaku cuma empat harian. Dan di akhir pekan aku ke Sinjai Tengah. What a great week! Aku senang sekali merasa tak terlalu terikat dengan pekerjaan. Sini kuceritakan aktivitasku.

Dua minggu lalu aku berburu bunga sama kasih. Demam bunga juga melandaku seperti kebanyakan orang di masa pandemi ini. Karena ini hobi pemula, aku gak yakin mau cari bunga yang seperti apa. Waktu belum nikah, aku emang suka nanam sih, tapi yang bermanfaat buat konsumsi pribadi, aku menanam cabe, tomat, kacang panjang, sawi, wortel, paria, dan timun sama Bapak. Itupun karena situasi di rumah ada tanah kebun yang luas. Nah ini sekarang tinggalnya semua di semen, mau punya tanahpun harus beli. Bayangkan betapa bangganya aku bisa beli tanah dengan uang keringat sendiri kemarin. Tanahnya cuma sekarung sih, bukan satu kapling wkwkwk.

Jadi setelah keraguan sejak bulan tujuh atas bunga atau tanaman hias apa yang bagus, akhirnya aku mendapat pencerahan. Sebuah artikel dengan judul tanaman bunga hias yang wajib kamu miliki di rumah sebagai pembawa hoki lewat di berandaku. Selain itu aku juga melakukan pencarian tanaman yang cocok untuk di dalam ruangan. Yeay, akupun memiliki tujuan. Tanaman-tanaman pemula hobby bunga yang disarankan sebagai tanaman atau bunga hias di rumah antara lain :

1. Aglonema

Aglonema, aglo atau biasa di sebut sri rejeki ini menurut kepercayaan orang china dan filipina katanya membawa hoki atau keberuntungan. Tanaman ini sepanjang penjual tanaman dan bunga di Makassar - Gowa pasti ada, paling sedikit tiga jenis terpampang di toko. Memang sih jenis aglo sendiri ada banyak. Konon, semakin jelas warna dari aglo, semakin membawa hoki. Harganya di Gowa berkisar 25rb-65rb. Aku beli juga dong, ada tiga aglo di rumah dibeli dari tiga tempat berbeda harganya 40+35+35=105rb.

2. Lidah mertua

Namanya unik kan? Lidah mertua punya ciri daun yang panjang, tebal dan meruncing. Tanaman ini bisa menyimpan banyak air sehingga tak perlu terlalu sering disiram. Selain itu juga tanaman ini bisa diletakkan di dalam ruangan dan bisa bertahan dengan sedikit matahari. Uhh pejuang beud. Aku punya dua lidah mertua dan proses tunas sebatang. Harganya 10+10=20rb.

3. Lidah Buaya

Dulu waktu masih SD rambutku tipis sekali. Terus ada yang bilang kalau lidah buaya bisa menebalkan rambut. Info ini diperkuat dengan komposisi sampoo sunsilk yang menggunakan ekstrak aloevera/lidah buaya. Akhirnya dengan kaki kecil dan pengetahuan anak-anakku, aku pergi main ke rumah teman yang katanya disana banyak lidah buaya. Gak lama kemudian kepalaku penuh lendir lidah buaya. Hasilnya? Sekarang rambutku tebal banget sih hhehee. Terus, aku tuh sejak pandemi suka cari-cari hand sanitizer sampe ngeliat di youtube ada yang buat konten cara membuat HS sendiri. Salah satu bahan utamanya lidah buaya gaes. Bayangkan manfaat lidah buaya ini! Dan akupun termotivasi buat tanam lidah buaya juga. Aku beli dengan harga 25rb.

4. Spider Plant

Aku lupa nama lokalnya, tapi aku tau namanya spider plant. Tanaman hias ini punya daun panjang tipis yang menjuntai dan cantik sekali. Dia gak perlu banyak perawatan, cukup disiram sekali sehari. Aku punya dua jenis spider plan. Kubeli dengan harga 10+10+10+10=40rb

5. Rombusa

Tanaman ini daunnya kecil dan berbunga warna putih. Cantik pokoknya. Sama seperti spider plant, dia gak perlu perawatan gimana-gimana. Tanaman ini juga sering kita jumpai di rumah-rumah pecinta tanaman. Aku beli 2 kecil-kecil harganya 20rb.

6. Mawar

Tanaman ini aku beli karena iseng aja. Pengen punya mawar juga di rumah. Opsi lainnya sih anggrek, tapi entah kenapa aku cuma ambil mawar. Harganya 50rb

7. Palem

Konon palem bagus buat sirkulasi udara. Dan setelah melihat beberapa jenis palem, hatiku jatuh sama palem sikas. Ada penjual yang kasih harga 800rb buat sikas yang gede banget dan cantik. Tapi bagiku itu kemahalan, akhirnya aku cuma beli yang kecil dengan empat daun. Setelah perdebatan dan tawar menawar yang panjang kita sepakat harganya 50rb aja. Puas aku tuh. Kalau di tempat lain harga bibit sikasnya bisa sampai 150rb. wkwkwkk.

Pemburu Bunga wkwkwk

Total biaya bunga 310rb. Selain bunga dan tanaman, ada hal lain yang perlu kamu siapkan sebelum memulai hobi bunga. Apa saja itu? Berikut persiapannya

1. Tempat Menyimpan Bunga

Gak mungkin kan kamu mau tanam bunga tanpa punya tempat untuk menyimpan bunga. Umumnya orang-orang akan meletakkan bunga di depan rumah mereka, halaman rumah, atau menggantungnya. Aku pribadi simpan bunganya di balkon karena tempat tinggalku di ruko lantai 2, lantai 1 nya buat usaha warkop dan gudang kopi suami. Balkon ini ukurannya kira-kira 1,5m x 2,5m dan menghadap ke barat. Jadi matahari sore adalah sahabatku. Di balkon itu kadang aku berdiri menikmati lalu lalang kendaraan dan pemandangan kuburan covid. Gak jauh dari ruko ada pemakaman covid gaes. Kamu bisa liat nisan-nisan yang berwarna putih itu dan merasa lebih dekat sama Allah SWT.

Edisi tanaman yang masih proses penataan

Nisan kuburan covid19 diujung atap pada gambar yah

2. Pot Bunga

Ukuran pot bunga ada macam-macam ya. Aku beli pot kecil 1 lusin harga 28rb, 1/2 lusin pot segienam 33rb, 1/2 lusin pot agak besar 45rb, 1 pot agak besar 13rb, 1 pot panjang 12rb. Ini termasuk murah loh karena di penjual-penjual lain, harga pot nya itu diatas 10rb/pc. Tapi total biaya yang aku keluarkan cuma 131rb.

3. Tanah / Media Tanam

Tanah juga penting dalam menanam bunga gaes. Pengalaman aku kebanyakan bunga yang kubeli itu diletakkan di polibag, jadi tanahnya sedikit dan perlu pot baru. Aku kemarin 2x beli tanah, satu karung 20rb di penjual pinggir jalan. bahannya tanah dan sekam biasa. Lalu satunya 15rb, ukurannya setengah dari yang pertama, isinya tanah dan sekam bakar. Total buat beli tanah 35rb.

Ya itu aja sih semua biaya pengeluaranku sebagai pemula hobi bunga. Kalau di total-total 476rb. Oh aku juga sempat pesan Rak Bunga dari baja ringan, ini dibuatin sama saudaraku, aku kasih 550rb dapet dua, satu bentuk rak, satunya bentuk tangga. Semoga berhasil ya buat kalian yang pemula hobi bunga^^

Sabtu, 08 Agustus 2020

Lebaran Pertama Bareng Husband di Sinjai Tengah

Halo. Blog. Ada yang ingin kukatakan sejak tiga hari lalu. Apakah itu? Cuma mau bilang "AKHIRNYA AKU PULANG KAMPUNG" hhehehee...

Tau kan, lahir di Gowa, tinggal di Gowa, besar di Gowa, mau pulang kampung tapi tinggalnya di kampung. Siapa yang senasib sama aku hayo? hhehee.

Jadi gini, habis nikah awal juni kemarin, aku tuh emang belum sempat ke rumah suami di kampung. Isu covid masih panas gais. Aku udah 4x merencanakan sama kasih buat kesana tapi tertunda terus, karena kesehatan menurun, pembatasan zona merah covid, waktu yang mepet dan terakhir itu karena aku ada banyak kerjaan di ruko, cenderung malas sih. Dan kamipun memutuskan pergi menjelang lebaran haji nanti. Jadi kami bisa menghabiskan lebih banyak waktu disana. Tiga hari sebelum lebaran, mertua dan iparku sengaja turun ke Makassar untuk bertemu denganku dan orang tuaku. Jadi pulang kampungnya nanti bareng. 

Mesjid Agung Syech Yusuf Sungguminasa, Ahdan & Kak Arna

Mesjid Syech Yusuf Gowa masih memberlakukan pembatasan, antara lain wajib penggunaan masker, jarak antara jemaah dibatasi per satu meter, dan toilet jemaah wanita ditutup. Mesjid2 lainpun banyak memberlakukan hal seperti ini.


Senyum dulu Kak... Waktu-waktu seperti ini membuatku rindu dengan Kak Utti :')

Hola anak kecil, siap-siap pulang kampung :v

Sesuai rencana, kami berangkat sore tanggal 29 Juli ke Sinjai lewat Jalan Malino. Melewati perbatasan Malino - Sinjai Barat kamipun tiba di Sinjai Tengah, rumah husband pukul 8 malam. Ini pertama kalinya aku ke Sinjai. Udara sejuk pegunungan merambati kulitku. Masih dengan blus kuning yang kugunakan ke kantor pagi tadi, aku turun pelan-pelan dari mobil, sedikit malu namun bersiap untuk segala pengalaman dengan keluarga baruku.

Membangun keluarga dan menjadi bagian dari keluarga itu beda ternyata. Membangun keluarga adalah saat kamu memulai segalanya hanya berdua dengan pasanganmu. Seperti merancang AD ART untuk keluargamu dan generasimu sebagai tradisi karena kalian adalah dua orang yang berbeda. Kalau kamu dan partner bersikap terbuka, praktis, global dan milenial, kebanyakan tradisi dari masing-masing keluarga akan dipangkas sepraktis mungkin.

Saat menjadi bagian dari keluarga, kita mungkin akan melakukan dan menemukan hal-hal baru yang lumayan berbeda, misal, kalau biasanya kamu berkunjung ke rumah keluarga, disuguhi kue itu hal yang biasa, tapi disana kita akan disuguhi makanan, dipotongkan ayam dan wajib hukumnya untuk makan. Bayangkan kalau kamu mengunjungi 20 rumah dalam sehari? Gais aku waktu lebaran pertama pagi harinya cuma mengunjungi 11 rumah dan kekenyanganku tiada tara. 4 diantaranya aku gak makan.

Selain itu, kamu akan diminta untuk menginap di rumah2 keluarga itu. Aku gak tau maksudnya apa, tapi mereka bilang supaya aku bisa mengakrabkan diri lagi. Dan memang mereka semua seramah itu. Katanya hampir semua warga disana adalah keluarga, bukan keluarga jauh juga karena rata-rata orang tua disana menikah dengan sesama keluarga sendiri. Kak Arna pernah cerita kalau mertua perempuanku cukup konservatif, ia tak sembarang menerima pasangan untuk anak-anaknya. Cenderung menerima pasangan dari orang yang telah dikenal/keluarga. Akupun akhirnya tahu kalau Kak Arna menikah dengan sepupu satu kalinya. Aku sedikit was-was tapi juga sedih mengingat ini. Bagaimana seandainya mertua perempuanku masih hidup? Apakah aku tetap akan di restui? tapi mertua wanitaku sudah tak ada. Padahal pengen banget akutuh belajar masak-masak dari mertua.

Yang paling sulit bagiku adalah bahasa. Silsilah keluarga juga cukup menantang tapi aku masih bisa belajar dan kebetulan aku suka dengan silsilah. Padahal silsilah keluarga sendiri gak terlalu tau wkwkwkk. Bahasa bugis benar-benar baru bagiku. Seperti pertama kali memulai belajar bahasa Inggris. Tanpa petunjuk apapun. Hanya kata-kata mirip bahasa Makassar atau Indonesia yang biasa kuandalkan. Syukurlah keluarga di Sinjai gak tradisional banget. Kebanyakan tau Bahasa Indonesia. Bahkan rumah-rumahnya cantik, luas-luas dan rumah batu kok. Nggak seperti pikiran orang-orang kalau rumah kampung itu rumah kayu bertingkat. Nggak gaes, rumah-rumah disini cukup mewah. Mungkin karena keluarga suami keturunan bangsawan kali ya? Apalah aku yang buta derajat ~

Akhirnya lebaran sama-sama :*
Bulu Lanceng, ketinggian 400mdpl, 500m dari rumah.
Greenland

Terlepas dari pengalaman bersama keluarga baruku, aku mau mempromosikan sebuah destinasi wisata dekat rumah di Sinjai Tengah. Namanya Wisata Bulu Lanceng. Diambil dari kata bulu yang artinya gunung dan lanceng berarti monyet. Katanya sih disana banyak monyet. Tapi selama ini aku belum liat monyetnya hhehee.

Bulu Lanceng dibangun sejak akhir 2019 dan awal 2020 mulai dibuka. Tempat ini menawarkan keindahan landscape dan panorama pegunungan. Udara yang sejuk, tanah yang hijau, hamparan sawah, pepohonan dan gunung bisa kamu lihat dari tempat ini. Belum lagi keramahan warganya. Terdapat fasilitas berupa anjungan, tempat selfie, flying fox, sepeda gantung, toilet, tempat sampah, tempat parkir, loket masuk, hingga cafe dan warung makan (beberapa proses pengembangan). Intinya sih, tempat ini wajib kamu datangi wahai traveler destinasi wisata alam.

Kurang lebih 6 hari kuhabiskan disana mengenal keluarga suami plus liburan. Ada sesuatu didalam hatiku yang terasa begitu membahagiakan. Pengakuan, kekeluargaan, penerimaan dan rasa prioritas. Oke blog. Sampai jumpa post selanjutnya ^_^