Kemarin aku mengunjungi kembali sebuah tempat dimana pertemuan dan perpisahan kerapkali terjadi. Rasanya begitu aneh blog... Jantungku berdebar kencang dan pikiranku terus mengingat kejadian bulan lalu. Tentang kepergian seorang yang istimewa dimana aku tak sempat melihatnya. Entah apa yang salah padaku waktu itu. Aku bingung. Aku ingin sekali melihatnya tapi juga berpikir untuk mulai berhenti memikirkannya dan itu berhasil membuatku menunda-nunda waktu. Sementara aku tahu dia telah berangkat, pikiranku masih dipenuhi keraguan. Sejam menjelang lepas landas, aku menyadari akan menyesal bila tak melihatnya, bagaimanapun memikirkannya bukanlah sesuatu yang bisa kuhentikan. Kususul dirinya... Di bandara, dari parkiran motor dengan setengah berlari menuju ke gerbang keberangkatan...
Keraguan adalah hal yang paling membuatku sedih hari itu. Melihat ponsel, melihat pesannya, melihat waktu... Hatiku begitu sakit... Aku tak bisa lagi membayangkan tiba-tiba akan muncul dibelakangnya dan kemudian dengan hanya merasakan dia akan tahu bahwa itu adalah aku. Tidak bisa karena pesawatnya telah berangkat setengah jam lalu...
Dan baru-baru ini aku memutuskan untuk berhenti mencoba move on. Aku hanya akan seperti ini. Merindukannya bahkan jika ia tak merindukanku, menyukainya bahkan jika ia tak begitu menyukaiku, dan sepenuh hati padanya bahkan jika ia tak sepenuh hati padaku. Karena dia adalah gravitasiku, seseorang yang akan selalu membuatku tertarik dan terjatuh hanya padanya, tuan gravitasiku.
Dan jika boleh meminta, aku ingin diingat sebagai kampung halaman. Seberapapun jauh dirinya, dia pasti akan mengingat dan merindukan kampung halamannya. Dan aku akan selalu tinggal untuknya dengan perasaan yang sama.
Keraguan adalah hal yang paling membuatku sedih hari itu. Melihat ponsel, melihat pesannya, melihat waktu... Hatiku begitu sakit... Aku tak bisa lagi membayangkan tiba-tiba akan muncul dibelakangnya dan kemudian dengan hanya merasakan dia akan tahu bahwa itu adalah aku. Tidak bisa karena pesawatnya telah berangkat setengah jam lalu...
Dan baru-baru ini aku memutuskan untuk berhenti mencoba move on. Aku hanya akan seperti ini. Merindukannya bahkan jika ia tak merindukanku, menyukainya bahkan jika ia tak begitu menyukaiku, dan sepenuh hati padanya bahkan jika ia tak sepenuh hati padaku. Karena dia adalah gravitasiku, seseorang yang akan selalu membuatku tertarik dan terjatuh hanya padanya, tuan gravitasiku.
Dan jika boleh meminta, aku ingin diingat sebagai kampung halaman. Seberapapun jauh dirinya, dia pasti akan mengingat dan merindukan kampung halamannya. Dan aku akan selalu tinggal untuknya dengan perasaan yang sama.