Rabu, 26 Juli 2023

Kalau Rejekiku Itu Pasti Bakalan Dapatja Juga

Selepas Idul Adha lalu aku masak daging, blog. Di grill, masak lapis, semur, coto, sup konro sampai sate maranggi. Skill memasakku berkembang pesat. Walaupun tak semuanya berhasil tapi serasa master chef loh. Wkwkwk.

Aku lebaran di Makassar karena rencana ke Sinjai adalah minggu selanjutnya sekalian acara keluarga. Sinjai masih sama, posisinya tak berpindah. Aku bilang begitu karena gak punya ide mau nulis apa hhahahaa. Tawaku masih sama, dobel awalan dan akhiran. Mengingatkanku pada awal mula tawa ini. Yang begitu membahagiakan. Dulu bahagia semenyenangkan itu, tapi kini aku sadar bahagia tidak selalu menyenangkan. Karena bahagiaku adalah makan enak, konsekuensinya ya harus siap gendutan dan penyakitan. Akhir-akhir ini tubuhku terasa sakit, jantungku berdebar dan ada bagian tertentu di punggungku yang kadang sakit. Udah gak terlalu kuat naik turun tangga dan jarang olahraga. Kadang mandi tengah malam. Katanya sih mandi malam itu tidak baik buat kesehatan. Mungkin aku emang udah tua aja...

Kemarin ada acara keluarga Sinjai lagi ditempatku, mereka tertarik melihat buah zuriat yang dibelikan oleh paksu. Sepertinya itu adalah buah yang sangat berharga karena beberapa orang memintanya walaupun cuma sebiji. Keluarga dari Sinjai tak ada yang tahu nama Indonesianya, sementara aku tak tahu sebutan lainnya. Kami berdebat. Kuperlihatkan ke mereka nama dan kasiatnya untuk promil. Malangnya ini menjadi awal dari pertanyaan yang jawabnya ada diujung langit. Berasa dihakimi, kujatuhkan semua kesalahan ada pada diriku. Yang sakit aku, yang tidak normal adalah aku. Sudah cukup pertanyaannya. Andai saja aku wanita lemah, aku pasti sudah masuk ke kamar dan menangis. Tapi aku malah sibuk makan es krim T.T dalam hati sakit sih.

Butuh tiga minggu lebih untuk menyelesaikan tulisan ini. Karena aku ingat betul mulai menulis saat pembagian daging kurbanku habis. Mungkin sekitar seminggu setelah lebaran. Selanjutnya tulisan-tulisan itupun kucicil kalau lagi mood dan malam ini sepertinya akan jadi hari kepostingan(?).

Ada sesuatu yang menggelisahkanku, itu adalah insentif proyek PSU yang telah kukerjakan sejak awal tahun dan hampir selesai. Pencairan sudah 100%. Semua anggota tim sangat berharap tapi tanda-tanda kemunculannya belum ada. Insentif belum cair aku malah dapat bonus yang entah darimana asalnya, tercatat di pembagian gaji. Apakah gajiku naik atau ini cicilan insentif (aku pernah kena prank dapat bonus yang menjelang hari raya bos sebutnya cicilan thr). 

Ketika ditanya, bos cuma bilang gaji, insentif berikutnya. Duh ini sangat membingungkanku. Apa ada kesalahan dari bos? Kalau ini kenaikan gaji (syalala) tapi  gimana dengan rekan seperjuanganku di kantor, si Evita yang gajinya bahkan jauh kurang daripadaku tapi gak ada kenaikan. Ketika sharing dengannya, anak kecil kelahiran 2003 itupun memberikan pendapatnya yang membuatku terharu, "Kalau rejekiku itu pasti bakalan dapatja juga Kak". Ya Allah semoga rejekimu selalu dilancarkan Dek. 

Paska kenaikan umr, perusahaan  memang tidak ada tanda-tanda kenaikan gaji, kita juga nggak nuntut karena ini bukan perusahaan nasional. Ada uang makan dan bpjs ketenagakerjaan saja udah alhamdulilah. Jam kerja sok karyawan senin-jumat. Jadwal masuk pulang kantor bisa diatur. Kantor 3 menit dari rumah. Bos sangat pengertian dan loyal. Kurang nikmat apalagi coba. Aku hanya perlu bekerja dan banyak bersyukur.