Jumat, 31 Januari 2020

Piring Pecah

Pernah gak kamu lagi makan tiba-tiba piringmu pecah terbelah dua? I did.
Baru saja tadi pagi. Ya Allah... Yang terlintas dipikiranku adalah ~ Nasinya terlalu hot, piringnya murahan, pakai sendoknya terlalu kasar ~
Eh pikiran yang realistis ini malah ditambahkan dengan sesuatu yang tidak rasional ~ Firasat ~
Gila aja. Aku memiliki berat badan yang mendunia (menyerupai dunia, berat men, eh).
Sepertinya ini pertanda aku harus diet memikirkan berat badanku. Nggak nyambung sama piring pecah :'D

Seminggu kemarin adalah hari yang sibuk karena jadwal akad kredit yang tiba-tiba sehingga aku dan tim scs harus mendesak segalanya. Air, listrik, slf, lpa, pajak semuanya diburu. Syukurlah semuanya berjalan sesuai jadwal meskipun ada beberapa kendala di notaris yang tidak diduga. Laku lagi gang rumah, dapat lagi bonus ehhehee. Bonus beng, marketingji yang oke bonusnya. Kita oke-oke saja dikasih bonus berapapun.

Gak terasa blog, satu bulan terlalui di tahun ini. 11/12 tahun menuju 2021. Kurasa aku punya beberapa surat dari masa lalu ke tahun ini. Di cek sih gak banyak... Tapi ada juga pesan yang kutujukan buat suami masa depanku di Agustus 2020 ini. Gimana dong... Aku mau nikah before august :(
Kalau soal minta-minta aku mah selalu minta sama yang di Atas, sepertinya aku perlu berjuang lagi nih~
letter to future






Rabu, 15 Januari 2020

Semoga Kami juga Disegerakan, Amin.

adp, sani, dian, caca, ana
What a lovely days. Saat kami yang waktu kecil reuninya ngumpul bareng di rumah nenek, manjat-manjat pohon markisa di kebun, saling pamer apa-apa sekunci-kunci dunia, beranjak remaja saling curhat dan berbagi cerita, akhirnya dewasa masih di dunia para cewek, tau-tau aja udah ada yang nikah. Sangat mengharukan, sungguh. 

Dia sepupu satu kaliku, namanya Sri Hardianti Haris. Namanya sangat umum, saking umumnya ia bahkan memiliki senior, teman angkatan dan junior yang namanya sama dengannya. Baru-baru ini berhasil menurunkan berat badan hingga 5 kilogram. Berat badan dan tingginya ideal, tapi pipinya gak berubah. Selalu cubby. Meski begitu, sepertinya pipi itu adalah aset, ciri khas dan daya tarik tersendiri. Jika ia tersenyum, orang-orang akan berpikir kalau dia sangat lucu dan manis. Aku bahkan kenal seorang juniorku yang mungkin masih terpana dengan senyumannya. Radennn XD.

Baru saja tahun 2019 lalu kami berdebat tentang siapa yang akan duluan menikah tahun itu. Sepertinya bukan tanpa persiapan dan alasan, ternyata ia memang sudah mengancang-ancang dan jadilah awal tahun 2020 ini sebuah pesta dengan namanya dan calon pasangan diundangan beserta nama keluarga yang turut mengundang. Bagaimanapun, sebuah pembuktian lebih baik dibanding hanya kata-kata.
Perjalanannya terlihat sangat mulus, menyelesaikan sarjana tepat waktu, bekerja, menyelesaikan pascasarjana tepat waktu, bekerja, menikah. Semua dijalani kurang dari delapan tahun. Andai aku juga begitu dari dulu.
 
Yah, semoga kamu menjadi keluarga sakinah mawadah warahmah dear, dan semoga kami yang lain juga disegerakan, Amin. Maafkan doaku yang sedikit egois karena hari bahagianya ini malah menyertakan doa untukku dan yang lain juga.

Selasa, 14 Januari 2020

Itu Aja

Year after year, gak terasa aja udah 4 tahun.
Bulan ini, 4 tahun yang lalu seorang asing mendatangiku dan menyampaikan perasaannya.
Pikirku, he's such a random guy. We just meet once before. Berani sekali dia.
Tapi aku tak keberatan dengan ke-random-an ini. I'm single right? And i wanna live the romance.
Syalalaaa...

Diary romansapun dimulai ^_^

.
.


Just Kidding.

Awalnya aku eksaitid, seolah cerita baru dari akhir dramaku menanti. Sesuatu yang pasti menyentuh dan lebih baik.
Ternyata espektasi dan realita itu jauh berbeda. Mungkin karena aku menjadikan romansa di buku-buku novel, film, dan lagu cinta sebagai patokan. Jatuhnya sangat berbeda. Darah melankolisku jadi sia-sia.
Pertama, aku dan dia mirip. Kami pendiam dan punya dunia masing-masing. Jadi aku diam dan sibuk sendiri, so do him. Romance berkembang sangat lambat. Rasanya lebih lambat dibanding perputaran bumi terhadap matahari.
Kedua, meskipun aku suka diperhatikan, tapi aku tak bisa mengubah kebiasaanku yang tidak pedulian. Aku masih sering lama membalas pesan-pesan dan suka kesendirian seperti sebelum-sebelumnya.
Ketiga, aku gak ingin memberikan alasan lainnya lagi hhahahaa. Aku terlalu mencari-cari. Intinya, dia adalah cerminan diriku meskipun ada beberapa yang beda sih.

Jadi pada tahap ini kurasa aku siap untuk apapun itu. Entah harus berakhir atau mungkin jadi abadi. Aku gak tau mau nulis apa sebenarnya blog hhehee. Udah itu aja.


Sabtu, 11 Januari 2020

Halo 2020

Halo tahun baru. Ciyyee 2020~
day 1, 2020. Ke lauttttt
Resolusi 2020 :
1. Menikah.
2. Bebas hutang.
3. Lulus CPNS.
4. Jual rumah 20 unit.
5. Punya saving 8 digit.
6. Buka cabang supplier sprei resleting di Makassar/Gowa.
7. Buka usaha snack/drink gerobak kontainer bareng anak-anak.
Orientasi resolusinya sedikit materialis. Semoga semuanya tercapai Amin.

Akutuh kadang merasa lucu. Setiap tahun membuat resolusi, dievaluasi syukur-syukur kalau bisa tercapai 40%. Soalnya pas dijalani malah lari kemana-mana. Tapi gapapa kan blog? Resolusi untuk menentukan tujuan, target dan fokus. Semangat.
Jadi langkah berikutnya yang akan kulakukan dalam jangka dekat ini (triwulan) adalah :
Poin 2, 4 dan 7, sambil mempersiapkan poin 3 dan 6.

Hari-hariku minggu lalu begitu tenang. Aku merasa tidak nyaman, kenapa ya? seolah ada badai yang akan menerjang. Mari abaikan. Apa yang harus kutulis sekarang blog? Tentang masa depan? Masa lalu? atau masa kini? Sebenarnya menulis aktivitas itu membosankan. Aku jelas lebih suka membicarakan perasaanku. Bagaimana jika membicarakan masa kini?
Baiklah, here it is.

Ada kalimat yang menggangguku sejak kemarin, bunyinya gini, "Emosi luka batin adalah emosi atau perasaan negatif yang terpendam lama dan biasanya warisan dari masa kecil  atau masa lalu. Luka batin mempengaruhi semua aspek kehidupan, membelenggu dan membatasi pemikiran seseorang dalam tingkatan tertentu." Kalimat ini seperti menyinggungku blog. Selama ini memang rasanya aku terbatasi, dan entah kenapa setelah membaca kalimat ini seperti menemukan jawaban.
Aku punya satu sifat, memendam dan menyimpan perasaan. Jika kesal, aku lebih memilih diam dan tidak peduli. Orang berpikir itu cuek, tapi akutuh sebenarnya baper T.T Untungnya, aku pelupa. Jadi tidak banyak hal yang kuingat. Tapi kalau dipaksakan ya pasti keingat. Perasaan yang terpendam ini rasanya menjadi hidup dan memakan semua kreativitas dan ideku. And here I am. Menjadi terbatas. Plot yang masuk akal bukan? Atau aku cuma mencari-cari alasan untuk ketidakproduktifanku. Ahh ini bukan novel.

Rasanya sekarang aku tak punya hati. Maksudku, aku tak memiliki apa sih namanya,, kalau di twilight waktu bella ditinggal sama edward dan dia kayak orang bingung dan mencari penampakan edward dengan memancing adrenalin. Gimana ya kalimatnya,, kurang kena.
Eksaitid, debaran, motivasi, adrenalin. Perasaanku ada hubungannya dengan kata-kata ini.
Atau aku cuma mau bilang BOSAN. Seperti aku tak lagi memproduksi hormon serotonin dan dopamin. Aku gak bahagia :') Apa aku gak sebersyukur itu? Do'i bilang aku sering-seringlah sholat dan ngaji. Ehhee. Akhirnya aku mulai ngaji dan ngaji itu ada sedikit efek candunya ya. Kok bisa? Rasanya pengen terus ngaji aja. Gaiss, mengaji itu pelarian sempurna buat kekosongan dan kebosanan kamu!! Percaya deh!