Senin, 17 Februari 2020

Pelukan yang Membingungkan

15/02/2020

Aku sedikit melow ya blog hhehee.
Do'i dua hari yang lalu masuk rumah sakit lagi.  operasi.
Jadi semalam aku jenguk dia, dan dia cuma sendiri. Keluarganya keluar.. Kita bicara tentang daily activitie dan kopi... Dan entah kenapa dia tiba-tiba memperhatikan lalu memelukku. Rasanya hangat. I wonder kapan terakhir kali aku dipeluk. Sudah lama sekali. Duh hati yang membeku ini jadi sedikit meleleh kan. Anehnya, meskipun hangat, pelukan itu terasa seperti final farewell. Menenangkan yang menggelisahkan. Membuatku blank.

Aku teringat kembali masa-masa yang kulalui dengannya. Akhirnya aku menjalani hubungan yang bertahun-tahun. Hubungan yang polos. Kalau diingat lagi, kami bahkan tak berpegangan tangan hingga bulan ketiga semenjak jadian. Katanya aku terlihat berkilau dan berharga hingga dia terlalu takut bahkan untuk menyentuhku. Me like, "apa-apaan?", dan aku cuma bisa senyum-senyum mengingat kewaspadaannya. Aku dianggurin. Hal-hal selanjutnya? Gak usah diceritakan karena gak ada yang bisa diceritakan.

Tapi aku suka membicarakan orang, benar? Hhehee... Ada hal unik tentang do'i. Sepengamatanku dia itu punya sistem kesehatan berorientasi karma. Aku gak tahu apa kalimat yang bagus, tapi dijelaskan secara gamblang, dia selalu sakit setelah melakukan hal yang buruk/jahat. Maksudku, saat dia melakukan hal-hal tidak baik yang bertentangan dengan kebaikan, dia akan sakit setelahnya. Makanya aku sering sekali curiga kalau menemukan ia dalam keadaan sakit. Apa kesalahannya kali ini, seberapa parahkah itu, dan lain-lain. Unik dan aneh bukan? Katanya, ia pernah berdoa kurang lebih begini, "Ya Allah, jika aku berdosa lebih baik hukumlah aku di dunia daripada di nerakamu". Mungkin malaikat mendengarnya dan tadaaa, kamu mendapatkan yang kau inginkan, dear.
Suatu hari mungkin ia akan membaca isi postingan hari ini dan tersenyum-senyum sendiri.
====

17/02/2020

Hari minggu kemarin aku ikut tes SKD CPNS. Waktunya sangat bagus karena gak perlu ijin di kantor. Aku berangkat sendirian ke tempat tes yang jaraknya 50 menit dari rumah menggunakan si kuning dibantu google map. Padahal udah diwanti udah booking waktunya, tapi kesehatan do'i gak memungkinkan. Disini kemandirianku diuji.
Tes berlangsung tenang dan hasilnya gimana yah, mari kita lihat saat pengumuman bulan depan. Aku bingung nih harus belajar skb atau ngga. Kondisinya gini, passing grade alhamdulilah lulus, tapi perengkingannya aku harap-harap cemas. Ya Allah semoga masuk perengkingan. Kalau masuk perengkingan kan aku bisa jalan-jalan ke Jakarta pakai uang kantor seperti kata Do'i Hhahahaa.