Kamis, 08 Desember 2016

Penuh Nafsu

Judulnya mungkin terdengar vulgar tapi percayalah ini bukan tentang nafsu yang seperti itu.
Ini nafsu yang lain. Nafsu kepemudaan.

Marini adalah seorang sahabat dibangku perkuliahan. Dia atlit dan tanpa rasa malu. Berbeda denganku yang pemalu, dia mudah berteman dengan siapa saja. Bersama Marini aku bisa lebih terbuka. Tapi kadang harus hati-hati juga kalau ngomong ke dia. Karena orangnya bebas, kadang dia suka keceplosan sendiri. Dari yang tadinya itu hanya pembicaraan pribadimu dengan dia, akhirnya bisa berubah menjadi rahasiamu dengan dia... dan pacarnya. Idk. Aku hanya merasa seperti itu. Karena dia begitu terbuka padaku untuk hal apapun. Tapi menyenangkan untuk bersamanya. Dia loyal, tidak suka membuat musuh serta tidak membeda-bedakan orang. meskipun kadang2 bikin kesal karena jahil. Jahilnya yang paling seram itu gigitan. Entah sudah berapa banyak bekas gigitan dibahuku karena ulahnya. Lol sebenarnya ndak sebanyak itu sih, tapi sekalinya menggigit karaeng... nacinik daging steak ki kapang.

Baru-baru ini Marini punya semangat juang yang tinggi untuk ke kampus. Sekalipun itu bukan jadwal kuliahnya, dia tetap datang. Usut punya usut ternyata ia memiliki misi. Yaitu maju proposal secepatnya. Tentu itu hal yang bagus. Aku sebagai sahabatnya mendukung penuh. Hal ini juga menjadi dorongan bagiku untuk ikut proposal secepatnya.

Hari yang bersemangat itu dimulai sejak senin kemarin. Kami bersama ke kampus, ekslusif dijemput langsung oleh Marini di depan rumah dengan cuaca hujan. Perjalanan hampir sejam hingga sampai di kampus. Agendanya hari itu adalah mencari informasi KKN yang paling cepat. Katanya ada KKN bulan 12 ini. Nah loo ini sudah bulan 12 Ibuuuu, kapan mau daftarnya, kapan pembekalannya segala macam. Jadi di UPT KKN kami dapat info kalau ternyata KKNnya bulan 11-12 dan sedang berlangsung (terlambatki bu'). Periode selanjutnya ada di bulan 2-3, nanti diinformasikan di fakultas masing2. Ia tampak sedikit kecewa setelah menimbang, mengingat karena masih punya kuliah semester depan yang artinya hanya bisa ikut KKN pada libur antarsemester nanti. Agendanya selesai, aku ke kelasku dan dia menunggu di kantin sospol bersama Kak Rizal. Kak Rizal adalah teman kami. Seorang senior baik hati yang kukenal dulu, yang tak malu memperkenalkanku pada teman-temannya dan mengajakku disetiap kegiatannya. Dulu sih. Yah, kita tak akan lupa saat seseorang memberikan kesan dan kenangan yang berbeda. Apalagi kenangan yang memang kita inginkan. Hari itu berlalu dengan ingatan "Bahagiami Nanda, jadi tambah gemukki".

Selasa. Aku datang pagi buta ke kampus untuk ikut final. Setelah final ketemuan Marini yang masih bersama semangatnya. Kita ke Ruang FIS B melihat seminar proposal terakhir jurusan Ilmu Ekonomi di semester ini. Ternyata sudah ada junior yang juga maju proposal. Jadi Malu sendiri. Pokoknya semester depan juga harus. Ada enam orang hari itu. Dan aku baru tahu kalau syarat untuk maju proposal itu harus mengisi kartu kontrol mengikuti seminar proposal minimal lima kali. Kalau seminarnya seminggu sekali yahh setidaknya ada sebulan dua bulan disemester depan hingga kita bisa maju. Setelah seminar itu, beberapa teman terlihat yudisium. Bahagianya.
Masih bersama antusiasmenya Marini, setelah melihat seminar, ia makin bersemangat, bisa dikatakan membara. Disusunnya agendanya besok, yaitu menemui kejur untuk konsultasi proposal (what?). Apa omong anak mudaaaa. Adami judulmu? kenapa kejur? bukannya ke sekjur dulu?? Hhaahh bingungka. Pukul empat sore aku sampai di rumah.

Rabu tiba. Marini menjemput di perahu. I see, dia masih bersemangat. Kita ke kampus karena hari ini mata kuliah kita sama dan ia ingin menunaikan misinya untuk konsultasi dengan kejur. Semangatmu luar biasa nak.
Singkat cerita, di kampus, dia mulai berhitung sks. merancang-rancang dan merencanakan kelulusannya. setidaknya 31 sks, itu yang harus dia selesaikan untuk mencapai 145 sks ini (maklum, dia sempat cuti). Marini semakin bersemangat. Di pikirkannya mata kuliah yang akan diambil semester depan. Aku turut membantu. Tapi entah bagaimana selalu membuatnya down. Karena prediksiku, dia akan menjalani minimal dua semester lagi untuk tuntas di kampus. Marini banyak bertanya perihal proposal kepada teman-teman. Yang kusesali adalah banyak hal yang dia tidak tahu. Dia malas untuk membaca sehingga tak punya referensi pustaka. hanya mengandalkan bertanya. Aku bahkan bingung untuk menjelaskan semua hal padanya... Capedeh. Tapi aku sudah menyarankannya untuk mulai membaca. Mudahan dia tak tersinggung. Sekalipun tersinggung memang sudah sewajarnya kan.
Dia menemui kejur dengan santai. Tanpa mempersiapkan judul atau apapun. hanya mengandalkan semangat. Untunglah kejur bisa berimprovisasi. Ia menyarankan Marini untuk menemui sekjur dulu perihal judul baru datang padanya. Dan... Marini semakin down... Marini tahu dengan pasti sekeras apa sekjur kami. Seorang teman angkatan bahkan sampai menangis2 saat pengajuannya menjadi kali kelima di tolak oleh sekjur dengan alasan ini dan itu.

Kamis adalah hari ini. Aku berangkat ke kampus naik angkot. Tak ada kendaraan di rumah. Final dengan 4 nomor soal lalu makan siang bersama Rin. Setelah itu... Astaga. Marini... Marini... Masa Kak Rizal yg numintai tolong bikin judul? Anak sospol itu? Yaa gak masalah sih Kak Rizal juga lagi nyusun tesis sekarang, artinya kemampuannya untuk sekedar skripsi pasti tak perlu diragukan... Yangkupikirkan adalah ini skripsi ekonomi loh. Kuantitatif bukan kualitatif... Ahh terserah deh.
Duhh blog kenapa kayak kesal2 gituka... Astagfirullah... Mungkin karena cemburuka Marini punya semangat seperti itu untu selesai. Semangatku, mana kamu??

Tersisa satu final minggu depan. Bahagia. Hari inipun aku sudah seperti belut ingin langsung kemana-mana. Sayangnya gak ada kendaraan. Lumpuhta deh.